30 Oktober 2007

Yang Internasional atau Lokal, Asal Mencerahkan


Tulisan ini bersumber dari majalah An-Nida (Edisi No. 2/XVIII/Oktober 2008), hasil wawancara jurnalis majalah tersebut terhadap saya. Dalam wawancara itu, saya bercerita ihwal penerbit Alvabet, yang selanjutnya dinarasikan secara tertulis dalam rubrik Profil Penerbit di majalah “islami nan gaul” itu.
[Zulkifli Al-Humami]
______________________________


Dunia perbukuan tak akan pernah lepas dari abjad-abjad yang berkumpul membentuk sebuah kata untuk menjadi rangkaian kalimat. Itu pula alasan mengapa dipilih nama “Alvabet” untuk sebuah penerbitan yang didirikan pada 1999 oleh beberapa orang dari eks majalah Ummat—yang memang orang-orang yang sudah akrab dengan dunia tulis-menulis.

“Hampir tidak ada filosofi khusus untuk nama Alvabet yang kami pilih. Hanya saja kami berharap Alvabet akan selalu mewarnai dunia penerbitan Indonesia layaknya “alfabetha” (abjad) yang pasti hadir dan tersebar disetiap buku yang dibaca masyarakat ,” jelas Zulkifli Al-Humami, Editor-in-Chief penerbit Alvabet.

Sejak awal berdiri, Alvabet konsen pada tema-tema keislaman, baik yang bergenre fiksi maupun nonfiksi. Tema khusus lainnya yang cukup dominan diangkat adalah isu-isu seputar dunia perempuan. Bila diperhatikan, Alvabet banyak menerbitkan buku-buku terjemahan, baik dari bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Untuk mendapatkan naskah terjemahan tersebut, Alvabet tidak menemukan kesulitan karena telah lama membangun hubungan yang cukup intens dengan para penerbit luar negeri. Setiap bulan, Alvabet mendapatkan katalog buku-buku dari penerbit luar negeri itu. Dari sini, Alvabet kemudian mempelajari karya-karya tersebut.

Label bestseller internasional, atau minimal bestseller New York Times, adalah standar yang ditetapkan Alvabet dalam memilih karya terjemahan yang akan diterbitkan. Bestseller saja ternyata tak cukup, karya terjemahan tersebut juga harus sesuai dengan kondisi kekinian di Indonesia. Dan, yang terpenting harus mencerahkan dan menginspirasi para pembaca, sesuai dengan motto Alvabet.

Tapi, jangan-jangan cuma karya terjemahan doang yang dapat perhatian besar Alvabet? Eitt, jangan salah! Alvabet juga nggak main-main dalam menerbitkan karya-karya yang ditulis oleh penulis lokal. Menurut Pak Zul, Alvabet cukup profesional menjalin kerjasama dengan para penulis. Hak dan kewajiban masing-masing pihak sangat diperhatikan. Sistem pembagian royalti dilakukan dua kali setiap tahun. Pembayaran awal dilakukan pada bulan Januari, setelah laporan keuangan tahunan dilakukan.

Proses penggarapan buku yang akan diterbitkan pun dilakukan dengan prinsip musyawarah antara penulis dan penerbit. “Bagaimanapun, penulis berhak tahu akan jadi seperti apa karyanya bila dibukukan. Kami tidak menutup diri akan masukan dan campur tangan penulis dalam teknis penggarapan buku, seperti pemilihan cover, layout, sampai format buku. Kami justru senang sekali apabila penulis juga mau elakukan itu. Akan tetapi, kebijakan dan keputusan terakhir tetap ada di tangan penerbit,” jelas Pak Zul.

Nah, untuk sobat Nida yang berminat mengirimkan karyanya ke Alvabet, catat dulu baik-baik persyaratan dan kriterianya (biar naskah yang dikirim bisa dilirik gitu…). “Sebenarnya siapa pun, baik penulis yang sudah punya nama maupun penulis yang baru akan menerbitkan karyanya, kriterianya sama saja. Kami melihat kualitas karyanya. Yang jelas, orisinal, bukan karya plagiat, temanya sesuai dengan visi-misi kami dan keadaaan masyarakat saat ini,” papar Pak Zul.

Khusus untuk naskah fiksi, Alvabet sangat memprioritaskan karya-karya yang bermuatan lokal. Artinya, karya-karya yang mengeksplor kekhasan dan eksotisme alam budaya Indonesia. Tentunya dengan bahasa yang menarik dan tidak kaku apalagi njelimet. Karya tersebut juga harus bisa dinikmati oleh semua kalangan: tua dan muda, orang tua atau remaja. Untuk teknis penulisan pun sangat standar, panjang naskah yang diterima Alvabet tak kurang dari 200 halaman dan tak lebih dari 400 halaman. Jangan lupa, sertakan soft copy naskah bila dikirim via pos.

Nah, contekannya udah lengkap banget kan? So, buruan siapin karya Sobat Nida sebagus mungkin untuk dikirim ke Alvabet. Sobat Nida juga nggak perlu tunggu lama untuk tahu nasib naskah yang dikirim, karena masa kepastian naskah antara 1-2 bulan saja. Yang penting, jangan lupa menyertakan nomor telepon agar Alvabet gampang menghubungimu.[Nyimas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar