29 Maret 2004

Fatsoen Cak Nur, Mengapa “Menghakimi”?

Oleh Zulkifli Al-Humami
____________________


Membaca tabloid Tekad tiga edisi terakhir sangat menarik, terutama rubrik ‘Surat dan Pendapat’ yang memuat perdebatan sengit menanggapi tulisan Nurcholish Madjid yang berjudul “Jalan Lurus” (Tekad Edisi 44/II). Dalam Tekad Edisi 45/II, Sdr Hartono Ahmad Jaiz menilai tulisan “Jalan Lurus” Cak Nur mengandung kesesatan.

Tulisan Sdr Hartono selanjutnya ditanggapi oleh Sdr Jalaluddin Hamzah, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, melalui tulisannya bertajuk “Fatsoen Cak Nur, Hartono Emosional” (Tekad Edisi 46/II). Di mata Hartono, tanggapan tersebut dianggap tidak didasari argumentasi, dan hanya menekankan kembali apa yang ditulis Cak Nur. Padahal, menurut Hartono, tulisan Cak Nur itulah yang mejadi persoalan. Karena itu, dalam Tekad Edisi 47/II, Hartono kembali memberikan penjelasan mengapa ia mempersoalkan “Jalan Lurus” Cak Nur.