20 September 2004

Wawancara dengan Saiful Mujani ihwal Koalisi Kebangsaan versus Koalisi Kerakyatan dalam Pilpres 2004



Moderat, Modern, dan Realistis

[Sumber: Majalah Medium | Edisi 01-14 September 2004]


Saiful Mujani, Direktur Riset Politik Freedom Institute Jakarta mengajak dua wartawan Medium, Zulkifli Al-Humami dan Chamad Hojin, memahami latar belakang mengapa Megawati membangun Koalisi Kebangsaan. Juga mengapa Susilo Bambang Yudhoyono mulanya memilih berkoalisi dengan rakyat. “Walau saya tidak paham apa konsep koalisi rakyat itu,” kata Saiful. Ia menduga, barangkali, Susilo yakin bahwa tanpa koalisi partainya sudah merasa kuat. Sehingga unsur-unsur partai dan elit lainnya menjadi sekunder. “Mungkin bagi Susilo-Kalla hanya bergandengan dengan PBB dan PKPI merasa cukup memadai,” katanya. Tapi Susilo tidak anti koalisi partai. Terbukti ia berkoalisi dengan PKS.

Megawati, menurut Saiful, “wajar jika Mega-Hasyim lalu membangun koalisi yang sangat besar,” kata Saiful. Ia mengaku pernah memberitahu Akbar Tandjung, bahwa jika ingin menang, koalisi kebangsaan harus diperbesar partisipannya, sebab Mega tidak memiliki daya pikat yang kuat terhadap publik. Keduanya bisa dibenarkan. Berikut petikan wawancara di kantor Freedom Institute, Jum’at pekan silam: