.
aku belum terbangun sepenuhnya
kala sang fajar mulai menyingsing
kini, fajar itu telah pagi
dalam ketidaksadaran
kutatap lamat-lamat sinarnya
nan memesona dan penuh rona
keindahannya memudar
karena aku tak cepat sadar
.
bangunlah, bangunlah…!
seru nurani terus menggurui
ada kehendak untuk tegak berdiri
terpateri kuat di dalam tekad
dan sanubari
.
bangunlah, bangunlah…!
mentari sudah menerang
dan siang akan segera datang
sudikah engkau menanggung malu
dirudung sinarmu sendiri
juga bayang-bayang di sekelilingmu
.
engkau tahu
pagi itu milikmu
juga, malam nanti
.
bangunlah, bangunlah…!
agar kau tak cuma membisu
jakarta,
ujung november dua ribu enam
.
zulkifli AH
Catatan:
Puisi ini kubesut sebagai renungan atas keadaanku saat putra pertamaku, Alfareza Mohammad Neswara, genap berusia satu tahun pada 30 November 2006 silam. Kala itu, situasi hidupku dalam kondisi memprihatinkan: baru lulus S2 di UI dan belum memiliki pekerjaan tetap setelah berhenti dari aktivitasku sebagai wartawan di majalah Medium demi kepentingan menyelesaikan tesis.
30 November 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar